Laskar Pelangi

Posted on Oktober 27, 2008. Filed under: Dunia Buku, Dunia Film | Tag:, |

Terus terang saya termasuk sangat telat mengetahui kisah laskar pelangi ini. Perjumpaan pertama saya dengannya saat salah seorang kawan bertandang ke tempat saya sambil membawa novelnya. Sambil lalu saya bertanya buku apa yg sedang asyik dibacanya itu, Laskar Pelangi katanya. Hanya itu dan saya tidak menindaklanjutinya lebih jauh. Belakangan sebelum mudik lebaran saya kembali diajak penasaran akan Laskar Pelangi, kekasihku – yg saat itu baru pertama kali kami bertemu muka – mengajakku menonton Laskar Pelangi, mengisi waktu sebelum keretaku berangkat ke Yogyakarta. Tapi apa daya kala itu kami kehabisan karcis, dan akhirnya terjatuh levelnya dengan menonton Cinlok >.< *lumayan sih, konyol juga filmnya*

Di Yogyakarta, kesempatan itu kembali datang saat sepupuku mengajak untuk jalan-jalan sambil nonton bareng, dan aku yg sudah lumayan penasaran menyeletuk, “Mari kita lihat Laskar Pelangi”.

Mission Failed. Dua kali antri dan dua kali gagal. Agaknya bioskop yg memutar film itu di Yogyakarta hanya sebuah saja, tak tahulah. Saya pun sudah harus kembali ke Bandung. Di Bandung, ketika mengantarkan oleh-oleh untuk kekasihku, dia mengatakan sudah kedelapan kalinya gagal memperoleh tiket menonton Laskar Pelangi. “OK-lah, hari minggu besok kita coba lagi di BIP, tapi kali ini coba antri dari jam 10.” Dan kami berdua pun akhirnya berhasil menonton Laskar Pelangi jam 2 siang.

Kesanku menonton film Laskar Pelangi sukar dilukiskan. Begitu indah, begitu menyentuh, begitu begini, begini begitu, kalau diteruskan takkan ada habisnya. Saya mungkin ada 4 kali menitikkan air mata kala menonton Laskar Pelangi. Dan tiap saat saya menitikkan air mata, saya selalu menoleh sekilas ke sebelah kiri demi melihat kekasihku terisak sesunggukan. Saya tidak terharu sendirian tampaknya 🙂

Pantas sekali jika Laskar Pelangi dijuluki Andrea Hirata sendiri sebagai MLM intelektualitas. Orang yg telah mengapresiasi Laskar Pelangi tidak akan berhenti sebelum berhasil melaskarpelangikan orang-orang lain di sekitarnya. Berasal dari novel yg ditulisnya sebagai pemenuhan janji masa kecilnya untuk menuliskan memoar tentang Ibunda gurunya yg tercinta, Bu Mus – Laskar Pelangi awalnya hanya khusus dipersembahkan untuk Bu Mus dan sahabat-sahabatnya dalam Laskar Pelangi yg berjumlah 10 orang (11 termasuk dirinya sendiri).

Andrea Hirata adalah Ikal, yg kisah cinta pertamanya dengan A Ling digambarkan sangat berbunga-bunga dalam filmnya. Lintang, seorang bocah pesisir jenius yg harus menempuh jarak 80 km pulang pergi demi bersekolah. Mahar, seorang anak jenius seperti Lintang tp dalam sisi otak yg berlawanan dari Lintang. Seniman yg nakal tapi telah mengharumkan nama SD Muhammadiyah Gantong pada acara 17 Agustus dengan ide kalung aren gatalnya. Bersama Syahdan, Samson, Sahara, Flo, Kucai, A Kiong, Harun, dan Trapani – orang-orang inilah yg seharusnya berhak menerima kopian dari memoar Laskar Pelangi yg ditulis Andrea. Tapi, tanpa diketahui Andrea, Syahdan kawan kecilnya yg sekarang sudah jadi IT Manager itu nakal mengirimkan naskah Laskar Pelangi ke penerbit. Maka bergulirlah MLM itu tanpa bisa dihentikan sama sekali. Syahdanlah korban pertama MLM intelektualitas Laskar Pelangi, ia agaknya tidak ingin sendirian membaca memoar sahabatnya itu. Dan sekarang saya juga ikut terhanyut dalam euforia Laskar Pelangi, bahkan rela menghabiskan waktu 2 jam menuliskan artikel ini sambil mendengarkan OST filmnya dari blog film Laskar Pelangi. Lagu Laskar Pelangi dinyanyikan oleh Nidji, lagu yg indah. Tapi mungkin hanya kebetulan saja kalau niji dalam bahasa Jepang juga berarti pelangi.

Walaupun film Laskar Pelangi memiliki banyak perbedaan yg mencolok dengan novelnya – yg baru saya baca belakangan setelah menonton filmnya, tapi film ini telah memenuhi tujuannya dalam menyampaikan pesan moral yg sama dengan yg ingin disampaikan Andrea dalam novelnya. Bahkan ia sendiri yg dengan rendah hati mengatakan kalau filmnya lebih bagus dari novelnya.

Laskar Pelangi sungguh film yg luar biasa, membawakan kisah yg luar biasa dan ditampilkan dalam warna-warna indah alam Belitong. Sudah lama sekali saya tidak menonton film yg kesannya sekuat ini semenjak Naga Bonar melambungkan nama Deddy Mizwar. Kami dibawa terharu dan tertawa, sedih dan senang berbaur dengan tingkah polah anak-anak laskar pelangi yg polos, di bawah bimbingan cinta Bu Mus dan kebijaksanaan Pak Harfan. Ketika film-film nasional lain masih latah berbondong-bondong mengumbar syahwat dan horor, Laskar Pelangi datang mengumbar mimpi-mimpi indah menggugah, menimbulkan inspirasi, membakar semangat hidup, membuat kita ingin menaklukkan dunia.


Read Full Post | Make a Comment ( 1 so far )

Recently on Hikari e ...…

Surat Indah Charlie Chaplin kepada Putrinya Geraldine Chaplin

Posted on Maret 9, 2008. Filed under: Dunia Tokoh | Tag:, , , |

Ménière’s disease

Posted on Maret 3, 2008. Filed under: Dunia Kesehatan | Tag:, , , , , , |

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...